Pendapatan Google Meningkat Tajam Berkat Chrome, Cloud, dan YouTube

Table of Contents

Induk Google yaitu Alphabet melaporkan kenaikan pendapatan sebesar 12% tiap tahunnya demikian year on year (yoy) mencapai US$ 90,2 miliar atau setara dengan Rp 1.521 triliun (dengan kursRp 16.860 perUS$) pada triwulan pertama tahun ini.

Pendapatan tersebut didukung oleh Google Search dan Chrome, layanan Cloud, serta platform YouTube. "Kamilah sangat terkesan dengan performa kuartal awal yang solid," ungkap CEO Google dan Alphabet, Sundar Pichai melalui pernyataan resmi minggu ini (24/4).

"Kami secara kontinu mengamati pertumbuhan serta dorongan positif dalam semua lini bisnis kami, termasuk dukungan teknologi AI untuk fungsi-fungsinya,” ungkap Pichai. Dia pun mengakui pencapaian fitur ikhtisar berdasarkan kecerdasan buatan atau AI Overviews pada mesin penelusuran, yang saat ini telah dirasakan oleh lebih dari 1,5 miliar pengguna tiap bulannya.

Berikut adalah rinciannya dari laporan keuangan utama Google, yang bernamakan Alphabet:

  • Labanya dari operasi meningkat 20% menjadi US$ 30,6 miliar
  • Keuntungan bersih meningkat 46% menjadi US$ 34,5 miliar
  • Pendapatan total yang disusun bersama meningkat sebesar 12% mencapai US$ 90,2 miliar, dan detilnya per segmen adalah seperti di bawah ini:

- Layanan Google meningkat 10% mencapai US$ 77,3 miliar, komponennya adalah:

  1. Google Search dan produk lainnya meningkat 9,84% menjadi US$ 50,7 miliar
  2. Iklan YouTube meningkat sebesar 10,34% mencapai US$ 8,9 miliar.
  3. Jaringan Google menurun 2,12% menjadi US$ 7,3 miliar
  4. Subskripsi Google, Platform, dan Perangkat meningkat 18% menjadi US$ 10,4 miliar

- Pendapatan dari Google Ads meningkat sebesar 8,48% mencapai US$ 66,8 miliar

- Pendapatan Google Cloud meningkat 28% mencapai US$ 12,3 miliar

- Bagian lain seperti Waymo dan Verily merosot 9,09% hingga mencapai US$ 450 juta

Alphabet melaporkan kenaikan signifikan dalam jumlah pengguna berlangganan aktif hingga melebihi 270 juta, yang utamanya disokong oleh pertumbuhan platform YouTube serta layanan Google One.

Google Diharapkan Menjual Google Chrome

Kementerian Kehakiman Amerika Serikat atau Departemen Keadilan (DoJ) mengatakan bahwa Google telah berbuat monopoli. Dokumen pengadilan mengungkapkan bahwa perusahaan itu sebelumnya mempertimbangkan untuk membuat kesepakatan eksklusif yang mencakup aplikasi pencarian, kecerdasan buatan (AI), serta browser Chrome. Akan tetapi, perusahaan ini nantinya melemaskan ketentuan dari kesepakatan tersebut bersama beberapa mitranya termasuk Samsung, Motorola, AT&T, dan juga Verizon.

Departemen Kehakiman AS memohon ke pengadilan agar melarang Google membayar pabrikan dan operator jaringan telepon untuk menempatkan mesin pencari mereka secara bawaan atau menjadi setelan awal pada perangkat baru. Di samping itu, Departemen juga mendesak Google berbagi informasi tentang aktivitas penelusuran dengan kompetitornya seiring upaya untuk mendorong kembali kompetisi pasar.

Pembuat ChatGPT dari OpenAI serta Yahoo dan para pengembang mesin pencari AI Perplexity menunjukkan minat mereka untuk membeli Google Chrome. Brian Provost, Manajer Umum Yahoo Search yang hadir sebagai saksi dalam kasus antimonopoli terhadap Google di Washington, mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut tengah mengerjakan versi prototipe browser sendiri.

Itu disebabkan oleh kira-kira 60% dari semua permintaan penelusuran dilakukan lewat browser. web Yahoo tengah menjalankan negosiasi berkelanjutan dengan beberapa korporasi mengenai akuisisi browser, walaupun pihaknya enggan membocorkan nama-nama perusahaan yang menjadi lawan bicara mereka.

Untuk Yahoo, menciptakan prototipe browser sendiri dapat memerlukan waktu antara enam sampai sembilan bulan. Sebagai alternatif, akusisi terhadap Google Chrome mungkin akan menjadi pilihan yang jauh lebih efisien dalam hal waktu untuk meningkatkan kapasitasnya.

"Google Chrome bisa dianggap sebagai peserta terpenting dalam strategi online," demikian menurut Provost seperti dilansir The Verge pada hari Minggu (27/4). Dia mengestimasi bahwa market share penelusuran Yahoo berpotensi meningkat dari 3% hingga lebih dari 10%, apabila berhasil mendapatkan browser tersebut.

Dia meramalkan bahwa perjanjian tersebut akan memiliki biaya mencapai beberapa miliar dolar. Walau bagaimanapun, Yahoo bakal bisa mendapatkan pendanaan, berkat dukungan dari pemegang sahamnya yaitu Apollo Global Management.

Apollo secara teknis mempunyai merek peramban NetScape. Namun, Provost menyebutkan bahwa ia tidak akan menganggapnya sebagai mesin pencari yang beroperasi.

Pada saat bersamaan, Kepala Produk OpenAI Nick Turley, yang turut memberikan kesaksian dalam kasus pengaduan terhadap Google, mengungkap bahwa perusahaannya berminat untuk membeli Google Chrome. "Apabila Chrome ada di pasaran dan dapat dibeli, pastinya kita akan mempertimbangkannya," katanya seperti dilansir oleh Reuters pada hari Selasa (22/4).

OpenAI pernah mengajukan usulan ke Google agar dapat memanfaatkan teknologi Chrome demi meningkatkan performa ChatGPT. Namun, permohonan tersebut diabaikan pihak Google karena khawatir akan berdampak pada persaingan yang ketat.

Turley mengatakan bahwa mesin pencari adalah bagian vital yang membolehkan ChatGPT memberikan jawaban kepada pengguna dengan informasi yang akurat dan up-to-date. Platform Kecerdasan buatan ini menghabiskan waktu bertahun-tahun hingga mampu merespons 80% dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para penggunanya tanpa perlu menggunakan sumber daya di luar sistem pencarian mereka.

OpenAI juga menggunakannya Microsoft Bing dalam proses pelatihan ChatGPT.

Google belum berniat untuk menjual Chrome dan berencana mengajukan banding terhadap keputusan pengadilan tersebut.

Posting Komentar